Jangan pernah merasa tersesat dalam mimpi panjang. Kau telah membuka hatiku ketika kau membuka matamu. Saat itu juga aku melihat fajar langit yang masih tersembunyi di balik retina matamu. Jangan khawatir sayang, itu bukan mimpi, hanya saja kau masih tertidur.
Coba bawa aku ke langitmu, di mana burung-burung selalu bernyanyi dan membawa kita ke halaman cakrawala. Di mana ada suara peri-peri kecil yang berterbangan di atasnya, sesekali berisik menggumam mencemburui
kita. Tidakkah kau merasakan angin malam ini begitu lembut dan ringan? Namun terasa dingin, maka aku panggil kau ke sini untuk menghangatkanku, ahh bukan aku, maksudku KITA.
Seringan awan saat kau mengajakku menggapainya
tuk meraih 1 mimpi di antara mimpi-mimpi kita yang berterbangan bersamanya. Mari kita tangkap 1 saja, lalu kita jadikan rumah sewaktu mendung dan hujan. Dan ketika matahari terbenam, kitapun masih melihat merahnya langit.
Wow ...
Senja, langit yang indah. Aku tahu dan yakin, kita masih bisa melihat langit lagi esok pagi. Dimana saat membuka mata, kita duduk berdampingan dan melihat ke bawah bukit. Sesekali berdiri di atas gunung yang tinggi. Lalu aku mengangkat tanganku tuk menyentuh langitmu, bukan, maksudku langit kita, karena hanya
kau dan aku yang ada di bawahnya.
Dan saat itu aku kan katakan :
"Ini adalah Dunia Kita"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar